02 April 2007

{pUIsIkU}

Harga sebuah pinangan

Adinda
Jika kanda tak hadir pada saat kau melahirkan anak kita
Bukan kanda tak peduli
Kanda dalam perjalanan
Kapal karam dua kali
Dan kami saat ini terdampar disatu pulau kecil tanpa makanan
Tapi dinda jangan kuatir
Setelah kanda selesaikan kapal baru
Kanda langsung berangkat pulang
Rindu menimang buah hati kita
Apa nak kita namakan si buah hati?
Jika laki-laki namakan dia Muhammad
Jika dia secantik kau dinda
Namakan dia seperti namamu Layla
Kanda percaya sekali cinta kasih yang dinda berikan kepada buah hati kita
Didiklah dia menjadi manusia sejati
Bawalah dia ketepian samudra kehidupan dengan sampan
Sampan cinta kasih buatanmu
Lepaskan dia dengan airmatamu
Walau setetes akan tetap menjadi tanda
Asal muasal harus selalu diingatnya
Langit gelap sekali disini
Tak ada bulan bersinar
Tak ada pula yang tersisa
Kanda bersandar disebuah pohon besar
Angin mulai kencang
Dinda …
Tak ada waktu lagi rasanya
Darah terus mengalir dari luka diatas perut
Tak ada rasa sakit
Hanya rindu merambah
Dingin sekali dinda
Andai engkau disini bersama kanda saat ini
Hangat pelukan dinda akan menghilangkan dingin itu
Duh dinda
Sesak dada kanda
Nafas satu-satu
Ikhlaskan kanda dinda
Ikhlaskan …

::
Layla tak pernah mendengar kabar sedikitpun tentang kandanya. Layla sudah pasrah, seperti pasrahnya dinda waktu dia menerima pinangan kanda untuk menjadi istrinya. Istri seorang pelaut. Pi020407.

1 comment:

zen said...

Seperti apa rasanya dipinang?

Barangkali seperti seperti diusuguhi segelas kopi manis: "manis rasanya tapi kita juga tahu banyak ancaman kepahitan yang menunggu!"

Kok gak bilang-bilang sih kalo pernah mampir di kuburanku?

hehehe... ;)